Kamis, 13 Desember 2012

Orang Tidak Ber-Etika Dan Sombong Paling Aku Benci!

        Setiap orang pasti pernah merasakan kebencian dan dendam sebagai rasa ungkapan kekesalan dan penyesalan atas sesuatu yang dialaminya atau  yang pernah menimpanya. Aku hanya ingin curcol mengutarakan kekesalanku di blog ku ini, karena kemungkinan orang tidak akan pernah peduli dengan urusan orang lain betul? yep, benar sekali! Oleh sebab itu mereka dengan mudahnya berkata se-enaknya tanpa dipertimbangkan dahulu, dia mengucapkan kepada orang lain dengan perkataan yang selalu bisa menyinggung atau biasa dianggap perkataan "kasar dan juga tidak berpendidikan" dengan kata lain "Orang yang tidak punya budaya sopan santun atau Orang yang terbelakang !". 

MEMANG KALO MENGEJEK, MENJELEKAN, MENGADU BAHKAN MENYINGGUNG DAN MERENDAHKAN SESEORANG DIBELAKANG ATAU DIHADAPAN ORANG LAIN ITU MENYENANGKAN SEKALI. HAL ITU TIDAK AKAN MEMBUAT ANDA TERLIHAT LEBIH BAIK DARI ORANG YANG ANDA BICARAKAN, TAPI ITU SEBENARNYA HANYA AKAN MEMPERLIHATKAN BETAPA BURUKNYA ETIKA DAN SIKAP ANDA DIHADAPAN ORANG LAIN.

ANDA TIDAK AKAN TERLIHAT LEBIH BIJAK DAN PINTAR, JIKA ANDA TIDAK BISA MENJAGA SIKAP DAN UCAPAN.

ORANG YANG LEBIH BODOH DAN PEMIKIRANNYA RENDAH/PENDEK ADALAH ORANG YANG MENGUCAPKAN KATA "BODOH" KEPADA ORANG YANG DIANGGAPNYA BODOH. KENAPA??? YA KARENA DIA BELUM SAMPAI PENGETAHUANNYA UNTUK MEMAHAMI ARTI KEHIDUPAN JUGA BELUM DEWASA DALAM BERFIKIR  DAN BERSIKAP!

EMOSIONAL YANG BELUM MATANG, BISA MEMBUAT SESEORANG  SELALU INGIN TERLIHAT LEBIH BAIK DARI ORANG LAIN  DAN AKAN BERTINDAK AROGAN UNTUK MENDAPAT SANJUNGAN DARI ORANG LAIN.

TIDAK BISA DIPUNGKIRI BAHWA SESEORANG SEPERTI DIATAS HANYA INGIN DIHARGAI TAPI TIDAK BISA MENGARGAI DIRINYA SENDIRI DAN ORANG LAIN.

        Karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia di dunia itu sama yaitu semua manusia diberi akal pikiran untuk berfikir dan bersikap (ber-etika), berbeda dengan makhluk lain yang hanya mengandalkan insting dalam berfikirnya, namun Tuhan memberikan kelebihan dan kekurangan pada manusia karena takdir merupakan sudah siratan Tuhan, oleh karena itu bagi manusia yang memiliki kekurangan janganlah berputus asa, teruslah cari jalan untuk menemui titik terang dimana kesuksesan bisa diraih, belajar, berlatih dan bekerja keras untuk bisa jadi individu yang bermanfaat bagi orang lain. Dan orang yang memiliki kelebihan hendaknya  tidak boleh mengumbar maupun menunjukan kesombongannya, karena kelak hal itu pasti akan  membuat jatuh kalian karena keserakahan dan sifat itu sendiri.

TIDAK ADA ORANG BODOH DI DUNIA INI, KECUALI DIA MENGIDAP PENYAKIT (Symndrom) GANGGUAN PADA OTAK DAN PIKIRANNYA SEJAK DILAHIRKAN. YANG ADA ADALAH HANYA ORANG MALAS YANG TIDAK MAU MEMANFAATKAN WAKTU MELATIH OTAKNYA DENGAN MAKSIMAL  UNTUK BELAJAR DAN MEMBERINYA MAKAN, BAIK ITU VITAMIN ATAU PUN ILMU PENGETAHUAN (melalui membaca & belajar).


        Dan aku yakin biasanya orang seperti itu mempunyai tipikal yang rendah di aspek pengetahuan Agama maupun realisasi nilai-nilai agama dikehidupannya, baik itu seorang muslim maupun non-muslim. Kenapa sangkut paut dengan agama? Ya, karena agama sangat erat kaitannya mengajarkan etika kepada umat manusia agar manusia tersebut lebih bermartabat di hadapan tuhan maupun manusia lainnya, terlebih jika agamanya adalah islam, karena dalam kehidupan disetiap hal yang dikerjakannya harus selalu dengan etika. contoh : Etika ketika akan beribadah menghadap tuhan (umat muslim diwajibkan berwudhu/bersuci terlebih dahulu sebelum ibadah shalat) dan ketika beribadah kepada tuhan pun (harus menggunakan etika yang benar yaitu harus melakukan gerakan tumanina shalat dan membacakan bacaan ayatnya dengan benar dan tidak terburu-buru ). Selain itu bahkan kita juga di dalam kehidupan sosial harus saling menjaga etika dalam bermasyarakat, bertamu, bertetangga, berteman, belajar disekolah dan masi banyak lagi. Untuk orang non-muslim kemungkinan sama dalam agamanya diajarkan ber-etika, tapi mungkin berbeda caranya (tidak sama dengan orang islam), karena aku muslim maka aku tidak tahu tentang hal itu.


Lalu apa urusannya dengan pengalamanku?
        Ya semua orang pasti pernah dan akan mengalaminya, termasuk aku! Aku pernah mengalami hal pait seperti ini, jujur saja sebenarnya aku sudah tahu tipe dan sikap orang seperti itu jadi aku tidak aneh lagi dan males sekali meladeni atau menanggapi apa yang dia inginkan.

        Biasanya orang tipe seperti itu hanya menginginkan kemenangan tanpa arti atau empaty dari orang lain dalam berbincang dan ber-argumen supaya orang lain memandang bahwa dia memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan tinggi dan kemudian kemungkinan, Ia akan menyombongkan diri dengan berkata didalam hati (Haha.. Makan tu tembakan gw, emang enak gw permalukan lu di depan teman-teman/orang banyak).

       Sekiranya dia benar berbicara seperti itu di dalam hatinya, maka aku pun sebenarnya sudah mengira dan mengetahuinya. Jadi untuk apa aku meneruskan omong kosong tanpa solusi dengannya, yang ada malah selalu menjadi debat kusir alias mencari kemenangan dalam ber-argumen tak ber-arti.
Bukannya  berdialog secara tertib dan baik-baik untuk berbagi ilmu maupun pengetahuan supaya mendapatkan ide atau solusi dalam dialog. Tapi sekiranya hal itu mentok dan tidak sangat bermanfaat, tinggal bicara baik-baik untuk mengatakan STOP, jangan membahas itu karena gak terpikirkan/terbayangkan, kan lebih enak didengar. Jadi STOP tinggal hentikan pembicaraan dan pergi.

       Untung saja kala itu aku masih bisa mengontrol emosi ku, jika tidak mungkin sudah ku balas habis-habisan ucapannya dengan hinaan untuk membalikan atau merendahkannya dalam hal apa pun di hadapan orang banyak! mungkin hal itu akan membuatnya sakit hati juga dan mentalnya menciut untuk berbicara lagi dengan ku. Tapi pikirku halah.. untuk apa lah.. meladenin bocah bongsor/besar badan tapi otak kaya bocah ingusan yang suka banyak mengejek dan ngomongin hal gak penting urusan orang (suka ikut campur urusan orang lain).

        Tapi alhamdulilah sampai sekarang pun, aku belum pernah memulai sebuah masalah cekcok omongan, kecuali di dahului orang lain. Meskipun aku juga  pernah cekcok mulu bahkan sampai berkelahi fisik dengan insiden pengeroyokan. Namu aku Berterima Kasih kepada tuhan yang selalu menjagaku dan memberiku kemenangan pada akhirnya, dan itu yang selalu membuatku berfikir untuk lebih sabar, berfikir lebih jauh dan panjang dikala aku sedang ditimpa kesulitan. Karena semua itu pasti akan ada hikmah dan balasannya baik untuk ku pribadi atau pun kepada si orang iseng tak ber etika!

        Aku seperti ini bukannya aku lemah, takut atau pun tidak mampu, tapi karena ketaatan ku kepada Tuhan, Orang Tua dan juga aspek lainnya yang kadang membuatku sulit untuk membuatnya balance di kehidupanku ini. Sebenarnya aku juga bisa saja menjadi manusia lain, yang biasannya mengumbar-ngumbar kesombongan dengan apa yang dia miliki (pamer), mungkin dari segi materi contoh: misal pamer dengan selalu berpenampilan high-life style layaknya BORJUIS pada umumnya, selalu membawa mobil (gonta-ganti mobil), Using The Best Cellular Phone Gap, hidup foya-foya, berkata se-enaknya kepada orang non-level, memperlakukan orang lain seperti budak etc. Tapi dengan kesadaran yang ada sebenarnya aku ingin berkata kepada orang-orang bahwa itu semua tetap saja sebenarnya bukan kepunyaanku tetapi punya Orang Tua ku!  jadi apa pantas aku menyombongkan diri dengan hal itu?  Ku pikir tidak sama sekali, jika seperti itu harusnya aku malu .. malu sekali.. karena kelak aku tidak akan bisa jadi manusia apa-apa selain ketergantungan dengan upaya Orang Tua.  Lalu bagaimana jika orang tua kelak tiada/akan meninggalkanku dan pergi selamanya? Mungkin aku tidak bisa apa-apa untuk meneruskan hidup dan hidup  pun yang tadinya enak dan serba mudah akan berubah menjadi sulit/kesulitan karena diperbodoh oleh tindakan sendiri dan diperbudak oleh Harta Orang Tua. Jadi Untuk apa berlaku sombong dan tidak ber-etika karena harta (baik itu harta pribadi/pemberian Orang Tua).

SORRY kalo Aku seperti itu, Bukan Aku namanya, maaf-maaf saja walau sebenarnya keluargaku memang bisa dikatakan keluarga "berada/mampu" dan memiliki segalanya dimana-mana/segala aspek. Tapi jujur aku kurang suka dengan gaya hidup seperti itu, karena aku sudah tau resiko nantinya. Oleh sebab itu aku mencoba terus untuk bisa mandiri semampuku dalam hal apa pun, hidup apa adanya seperti orang biasa yang bisa bergaul/sosialisasi dengan masyarakat lingkungan sekitar ternyata mengasyikan juga. Hal ini sudah bejalan sejak aku duduk dibangku kelas VII SLTP.

Hal terberat adalah melawan hawa nafsu diri sendiri, penyakit malas, penyakit medis lain yang hinggap di badan yang bisa melemahkan mental pikiran ku dan mempengaruhi kinerja fisik/tubuh. Semua sudah ku alami dengan penuh rasa sakit dalam kesabaran, tapi aku yakin mungkin suatu saat itu pasti akan bisa diatasi dan sirna, dengan segala usaha dan semangat hidup yang luar biasa, menjadi seseorang yang luar biasa dan bermanfaat untuk Tuhan, diri sendiri, sahabat hidup dan Orang Tua. atau mungkin juga bermanfaat bagi individu lainnya yang bisa menghargai apa itu arti seseorang dalam hidup dan apa itu arti sebuah usaha.

Ada Sebuah Statment dari Hadits Shahih, Sabda Rasullulah, seperti berikut:

"Sebaik-baik Manusia Adalah Manusia yang Paling Bermanfaat Bagi Manusia Lainnya"

       Jadi, kebaikan seseorang, salah satu indikatornya adalah kemanfaatannya bagi orang lain. Keterpanggilan nuraninya untuk berkontribusi menyelesaikan problem orang lain. Bahkan manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.

       Siapapun Muslim itu, di manapun ia berada, apapun profesinya, ia memiliki orientasi untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Seorang muslim bukanlah manusia egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Ia juga peduli dengan orang lain dan selalu berusaha memberikan manfaat kepada orang lain. Walaupun beribu manfaat dan ilmu hanya bisa didapat oleh diri sendiri tapi ada juga yang tidak dan tetap membutuhkan pertolongan orang lain (para ahli), oleh karena itu hendaknya kita juga bisa berbuat baik untuk berbagi kepada yang kurang ilmu dan pengetahuan terhadap rasa penasaran atau keingintahuan mereka (orang yang ingin berusaha dibanding yang malas). 
        Namun dalam hal berbagi kita juga harus bisa bersabar, tidak boleh sombong dan tulus (tanpa pamrih/hutang budi). Tapu menurutku orang seperti itu susah ditemui dan hanya ada beberapa saja didunia ini, Nah kesimpulan cerita dan pengalamanku diatas tentang etika adalah Seseorang  yang ber-Etika adalah termasuk orang yang jujur, baik dan pekerja keras tanpa pamrih (ingin di pandang baik atau apapun itu).

Thanks dah baca artikel ini, Tidak ada maksud menyinggung hanya ingin berbagi! mohon maaf bila ada yang merasa tersinggung atau tidak senang dengan cerita/perkataan di artikel ini.   :)


0 komentar:

Posting Komentar

WARNING !
Komentar anda tidak boleh mengandung unsur:
1.Penghinaan, Rasis dan Pelecehan
2.Spamming (Spam Comments)
3.Link Iklan, ads etc
Terima Kasih.


Jika ada request ato laporan tentang :
1.Request Software atau Tutorial
2.Bad Link & Re-active link (akibat broken link)
Silakan comment di bawah atau kirim pesan ke saya via facebook >> Akunku : Adhieresthenes Hier Banu Arfakhshad